Minggu, 26 April 2015

takdir?? oneshoot bigbang fanfiction



Demi memenuhi permintaan nae yeodongsaeng… akhirnya jadilah ff yang gaje ini…. Huwahahaha
Warning : banyak typo!!!
Hanya fanfiction gaje yang nggak perlu di bash…!!!
Happy reading… ^^


Han jae-ri POV
Ku tatap hujan yang mengguyur halaman kampus melalui jendela di kelasku. Dan lagi-lagi untuk yang kesekian kalinya ingatan itu kembali menghampiriku. Kwon ji yong…. Aku masih tak bisa melupakanmu. Melupakan semuanya tentang mu… tentang kita… Tak bisa mengingat sudah berapa tahun Semenjak kita putus.  aku menangis Tiap kali mengingatmu. Luka itu kembali menguap, seakan waktu tak dapat mengobatinya. Kenapa hujan begini? Kenapa hujan begitu tega padaku? Aku tersiksa…. Aku…  Aku sangat ingin melihatmu?
Suara rintik hujan meninggalkan hatiku yang terguncang. Aku menyesal memberikanmu cintaku….Aku menyesal semakin terikat dengamu… Aku menyesal membalas pelukanmu saat itu, tanpa aku tau bahwa aku akan mengalami sakit yang sangat menyesakkan dan menyiksaku hingga sekarang. Kenapa aku menghadapi rasa sakit itu sendiri? Apakah kau juga merasakan sakit yang sama denganku? Apa yang salah padaku? Aku hanya mencoba menjadi gadismu. Menjadi orang yang mencintai dan menyayangimu sepenuh hati. Dan apakah kamu memahami hatiku? Aku rasa tidak. Mungkin sekarang kau telah bahagia bersamanya.
Ku langahkan kakiku meninggalkan ruangan yang tak beberapa menit yang lalu menjadi tempatku bermonolog di dalam hatiku. Untunglah aku membawa payung. Yang sempat aku tolak kehadirannya pagi tadi dan berdebat panjang lebar dengan eomma. Payung merah… ya… bahkan payung merah pun memiliki kenangan tentang kita
Flash back
Gerimis… apakah akan berakhir dengan hujan deras?? Aku tak membawa payung…
“jaeri-ya…” panggil seorang namja yang tengah berlarian dengan tergesa-gesa ke arahku.
“o-oppa… kenapa kau bisa disini??” tanyaku kaget.
“aku ingin mendengar jawabanmu minggu lalu” ucapnya yang mampu membuat semua jaringan sarafku berhenti bekerja.
“n-ne.. tapi kenapa kau tak memakai maskermu?? Bagaimana jika nanti fans mu..”
“ayo cepat… hujan semakin deras..” ujarnya sambil menarik tanganku. Semoga saja dia tak melihat raut wajahku yang tengah merona. Ia menarikku menuju ke sebuah halte bis. Dan entah kenapa halte itu bisa kosong?? Omona… apa aku ketinggalan bis lagi??
“o-oppa… pakailah maskermu…” ucapku sambil meronggoh masker yang selalu ku simpan di dalam tasku.
“gomawo..” ia memakai masker itu tanpa mengalihkan perhatiannya padaku. “jadi… bagaimana dengan jawabanmu??” tanyanya. Hah… aku harus jawab apa? Jujur saja.. aku sangat menyukai tapi…
“uhm… o-oppa… apa kau percaya pada takdir?” tanyaku ambigu
“ne??”
“apa oppa percaya bahwa setiap manusia itu diciptakan saling berpasangan??”
“aku yakin aku pernah mendengarnya di suatu tempat. Waeyo??” tanyanya semakin bingung
“apakah kau percaya?”
“hm… tentu”
“baiklah… jika orang pertama yang turun dari bis nanti membawa payung berwarna merah… maka aku akan menerimamu”
“kenapa bagitu??” protesnya
“bukankah kau percaya pada takdir?”
“hah… ne.. baiklah… jika orang pertama itu membawa payung berwarna merah… kita resmi jadian dan besok kau harus bersiap untuk kencan pertama kita.”
“baiklah”
Akhirnya kami menunggu bis selanjutnya datang. Aku melihatnya tengah berharap… tampak lucu sekali. Tapi aku juga berharap bahwa dia adalah takdirku…
Tak lama seorang ahjumma turun dari bis dan mengeluarkan sebuah payung berwarna…. Hitam. Oh… shit. Aku melihat jiyong oppa kecewa. Jujur saja… aku juga kecewa. Akupun melangkah naik ke bis dan mencari posisi duduk agar dapat melihatnya. Aku ingin mengatakan permohonan maafku padanya tapi tatapan matanya tak lagi menatap sendu… tapi tatapan kaget dengan arah yang lain. Aku mencari arah tatapan matanya dan melihat ahjumma tadi membuka sarung payungnya dan mengembangkan payungnya yang berwarna… merah. Oh My God..!!! apakah dia…
Jiyong oppa pun tersenyum ke arahku dan melompat-lompat kesenangan layaknya anak kecil yang mendapatkan hadiah. Aku hanya bisa tersenyum senang. Dan bis pun melaju meninggalkan jiyong oppa yang tengah melambai ke arahku.
~~~
Aku tak bisa mengahapusmu dari fikiranku. Karenamu aku sering tertawa… Karenamu aku aku mempercayai cinta dan takdir. Dan Karenamu….. aku kehilangan semuanya
Aku terdiam, sesak, dan kesepian.
Flash back
Aku telah rapi bersama dengan kado yang telah ku persiapkan. Sebuah kalung berliontin bintang yang memang khusus ku pesankan untuknya. Hadiah di hari ulangtahunnya.
Hujan pula dihari itu. Aku langsung menemuinya di café tempat biasa kami bertemu. Dia duduk dan terdiam. Dia memandangku tanpa berkata apa-apa… dia tak menatap siapapun kecuali aku.
“jaeri-ya… lebih baik kita putus saja mulai sekarang dan anggap saja kita hanya berteman” ucapnya yang membuat seluruh tubuhku membeku
“b-baiklah… aku hanya ingin memberikanmu kado ini. Saengil chukaeyo…” akupun langsung meninggalkannya dengan kotak kecil berwarna merah dengan hiasan pita di atasnya yang menjadi kado terakhirku. Aku tak dapat lagi membendung air mata ini. Rasanya sesak… sakit.. seperti ribuan jarum yang menghujam,… dadaku terasa sakit dan perih. Kenapa begini?? Kenapa rasanya begini??
Aku memberhentikan sebuah taksi yang lewat dan langsung masuk kedalamnya. Menangis sejadi-jadinya dan aku berjanji… ini adalah air mata terakhir untuknya.
“leader bigbang, g-dragon. Dan kiko mizuhara resmi berpacaran. Setelah beberapa kali……” suara radio dari taki tersebut kembali memecahkan isak tangisku… kenapa?? Bukankah kau percaya pada takdir?? Kenapa begini??
~~~
Getaran tatapan itu… Dan senyum kaku yang terpaksa itu… Berbicara tentang perpisahan kita. Hatiku belum siap menerima ini. Dan Kau menyuruhku untuk berpisah. tapi saat itu terjadi… Kau memperlakukanku seolah aku ini orang asing yang tak kau kenal… maaf kan aku… aku tak bisa sepertimu… apakah ada yang bisa memundurkan kembali waktu?? hatiku sakit…  Terlalu sulit untuk menanggungnya.
Aku melangkahkan kakiku ditengah derasnya hujan. Payung merah yang selalu menemani masalaluku memutar kembali setiap kejadian tentang kita. Seperti aliran sebuah cerita klasik yang indah… namun berakhir tragis.
“HAN JAE RI-YA!!!” teriak seorang namja yang berdiri ditengah hujan tanpa payung ataupun jas hujan lainnya membuat para pejalan kaki lainnya memperhatikannya. Aku menoleh ke arahnya. Antara percaya dan tak percaya… kwon ji yong yang selama ini selalu ku hindari kehadirannya berada di depanku. Luka itu kembali menguak… sakit dan sesak…
“o-oppa??? Kenapa kau kesini??” ucapku sinis. Kulihat beberapa orang tengah kaget… berbisik dan… merekam kejadian ini??
“kau tak suka aku disini? aku ingin menemuimu.”
“wae?? Bukankah kau telah bahagia bersamanya??”
“ani… aku hanya bahagia bersamamu”
“jangan membual dan membuatku sakit lagi…”
“aku tak membual… bukankah kau tau kenyataannya… aku hanya mencintaimu dan dia hanya tuntutan agensi saja.”
“aku tetap tak mempercayaimu” ucapku lagi
“baiklah… aku akan membuktikannya…” lalu ia membalikkan badan membelakangiku… menghadap ke arah para penonton. “semuanya… dengarkan!!! Aku hanya mencintai yeoja ini… dan dia akan menjadi nyonya kwon!!!” teriaknya dan membuatku terperangah pada kata terakhirnya… apa aku tak salah mendengar?? Semuanya pun berteriak dan bertepuk tangan untukku. Apa maksudnya??
Lalu tiba-tiba saja jiyong oppa berlutut di hadapanku dan memperlihatkan sebuah kotak yang berisi sebuah cincin berukiran bintang.
“nona han jae ri… maukah kau mengganti namamu menjadi kwon jae ri dan melalui semuanya bersamaku untuk mencapai langit tertinggi seperti bintang??” ucapan sederhana namun mengandung arti yang mendalam…
“terima!! Terima!! Terima!!!” Para penonton berteriak secara kompak memberi dukungan pada kami.
Air mataku mengalir… apakah ini mimpi?? Aku menatap sepasang onix yang dulu selalu ku puja. Tak ada keraguan dan kebohongan disana. Yang ada hanya keyakinan…
aku tersenyum dan mengangguk di sela airmataku yang turun dengan tanpa izin dariku. Jiyong oppa berdiri dan memelukku. Payung merah yang sedari tadi melindungiku dari hujan terlepas dari gengganmanku… tepukan tangan dari orang-orang dan hujan yang seolah ikut meramaikan suasana seolah menjadi saksi dari kebahagian yang saat ini ku rasakan…

~THE END~

Tidak ada komentar: