Sabtu, 11 Juni 2016

Fanfiction : Shining from the darkness || yewook || GS || ‪#‎chapter16

Rated : T
Genre : horror, romance, mystery
Typo bertebaran dan tak sesuai EYD...
Jangan lupa like & comment nya ya!!!!
Happy reading...!!!
<3 <3 <3
Sebelumnya...
“Yeoja itu ternyata sedang hamil” aku langsung menatap yesung dengan rasa tak percaya. Aku mencoba mencari kebohongan di matanya. Namun nihil... terlebih...‬‬‬
Srakkk
Yesung membalikkan surat yang ia baca. Sebuah surat lama yang berasal dari rumah sakit dan pernyataam disana dengan jelas tertulis bahwa yeoja itu positive hamil. Baru saja aku menemukan fakta bahwa yeoja itu adalah pendonor jantungku...dan lalu.....
Air mataku meluncur dengan begitu saja. Meninggalkan bekas yang kemudian menjadi alur jalan tetesan air mata yang lain
“hikz... hikzzz...hikz...”
Aku menangkup wajahku dengan kedua tanganku. Kenapa ini terjadi padaku?? Kenapa???
Yesung dengan cepat memeluk tubuhku dan mencoba menenangkanku.
Aku menangis tanpa hentinya di pelukan yesung namun....  dadaku terasa semakin berdenyut sakit. Rasanya ribuan jarum menghujam di dadaku. Aku jatuh di pelukan yesung.  Hal terakhir yang ku ingat adalah, teriakan yesung yang memanggil namaku dan foto yang tak lagi bisa ku genggam jatuh dilantai.
Foto terakhir itu adalah foto kedua orang tua ku, dan yeoja itu yang tengah memeluk anak kecil dengan syal merah di lehernya, itu... aku....
***
Aku tersadar di ruang hampa. Ruangan yang serba putih dan menyilaukan mata. Aku bahkan merasakan diriku tak berpijak di lantai, tapi mengawang di udara. Seolah-olah aku seringan kapas.
Tap
Seseorang memegang bahuku... aku terkaget dan menoleh ke belakang.
Saat ini di depanku telah berdiri seorang yeoja cantik berkulit putih mulus bak porselen. Tubuh ramping, dan rambut panjang terurai. Yeoja itu tak lagi berpenampilan mengerikan seperti yang biasa ku lihat. Bibir merah delimanya tersenyum menaatapku.
Aku ikut tersenyum menatapnya. Pertama kalinya aku merasakan perasaan ini. Perasaan sakit yang begitu tersiksa, perasaan ingin memeluknya dan menumpahkan segala rasa di hatiku. Perasaan rinduku padanya...
Seakan mengerti dengan isi fikiranku, ia mendekat ke arahku dan memelukku.
“uhuuu... hikz... hikz....”
Tangisku pecah saat ia memelukku. Aku balas memeluk tubuh rapuhnya. Ternyata rasa sakit di dadaku selama ini bukan karena penyakitku yang kambuh. Tetapi karna perasaan ini. Perasaan rindu yang selama ini ku tahan di hatiku.
Ia mengusap kepalaku dengan sayang... tubuh kecilku dalam pelukannya terasa begitu hangat. Perasaan hangat ini, akankah dapat ku rasakan lagi kelak???
Pemikiran itu membuatku semakin mengeratkan pelukanku. Aku tak ingin melepaskannya. Aku ingin dia ada di sisiku. Walaupun ingatan masa kecilku belum kembali.
Kumohon... tinggallah bersamaku lagi...
Atau
Bawa aku pergi bersamamu....
Perlahan, ia melepaskan pelukanku. Aku memberontak dan tetap memeluk tubuhnya. Namun dengan lembut ia melepaskan tanganku.
Ia tersenyum dan menghapus air mataku. Aku menggelengkan kepalaku, memintanya untuk tak pergi. Bibirku seakan kaku untuk mengucapkan kalimat apapun.
Kumohon...  jangan pergi.... bawa aku bersamamu...
Namun ia hanya menggeleng dan tersenyum manis. Ia mencium keningku dan mengusap rambutku. Perasaan sayangnya dengan jelas terpantri dari sikap lembutnya padaku.
Dadaku semakin terasa sakit dan sesak saat ia semakin mundur kebelakang dan mulai menjauh. Aku berusaha meraihnya agar ia tak pergi.
Perlahan ia jauh dan semakin menjauh hingga sebuah kabut tebal menutupinya
“eonni.....!!!” akhirnya suaraku keluar
“eonni... kajima.....!!!” aku berteriak memanggilnya
“eonni-ya....!!!! Dorawa....!!!” aku berlari ke segala arah di ruang hampa itu untuk mencari keberadaannya namun nihil
“eonnie-ya....!!!! Jangan tinggalkan aku....!!!” tangisku seolah tak hentinya. Aku terduduk di sana dan menangisi kehidupanku...
Aku menangkup wajahku dengan kedua tanganku.
“arrrgggggghhhhhh” erangku marah entah pada siapa
“Eonni.... eonni-ya......”
“heechul eonnie....”
***
Aku membuka mataku... seberkas cahaya menyilaukan menghantam mataku. Membuatku kembali mengerjapkan mataku agar terbiasa dengan cahaya di ruangan itu.
Aku berada di ruangan yang tak asing lagi bagiku... kamar asrama.
“kau sudah sadar??? Ohh... sesang...!!! Syukurlah... hampir saja aku akan di bunuh oleh tuan Kim... bagaimana kepalamu??? Apa kau merasakan pusing??? Akan aku ambilkan air... tunggu sebentar” aku mengenal suara itu. Suara panik yang bahkan dengan volume yang ia anggap kecil terasa seperti sebuah kehebohan bagiku.  Begitulah sifatnya jika sedang kalut, ia akan menerormu dengan ribuan pertanyaan tanpa memberikanmu waktu untuk menjawabnya satu persatu
“igo... duduklah” eunhyuk membantuku duduk dan minum air yang ia bawa baru saja. Lalu ia membantuku bersandari di kepala ranjang dengan bantuan sebuah bantal.
“Bisa kau jelaskan sesuatu padaku???” ia melipat tangannya di dada sambil menatapku dengan tajam, seolah ingin mengkulitiku jika aku tak menjawabnya
“ajukan pertanyaan padaku” well... sebaiknya aku mulai jujur padanya
“Dari mana saja kau sampai di gendong oleh si kepala besar hingga ke sini???” tanyanya mulai tenang. Walaupun masih terlihat kesal dari nada bicaranya
“aku menemukan rumahku yang lama”
“mwo??? Rumahmu yang lama??? Aku tak mengerti maksudmu...”
“dulu saat aku kecil, aku tinggal di daerah ini. Dan setelah aku di operasi, appa dan eomma membawaku pindah ke seoul”
“operasi?? Operasi apa”
“cangkok jantung”
“mwo????” eunhyuk dengan seketika duduk di sampingku dan memegang tanganku “jinjja???”
Aku hanya menganggukkan kepalaku.
“Kenapa kau tak pernah cerita???” aku hanya bisa menyengir menjawab pertanyaan hyukkie
“aish kau ini”
Aku tersenyum melihat wajah kesalnya. Namun tiba-tiba aku kembali teringat akan mimpiku tadi. Membuatku kembali tertunduk diam.
“waeyo???” eunhyuk menggenggam tanganku dengan lembut
“aku menemukan berita tentang pendonor jantungku”
“eehh??? Nuguya???”
“dia.... kakak perempuanku, kim heechul”
“mwo??? Jadi... jadi kau bukan anak tunggal???” kaget eunhyuk
“ani... aku baru mengetahuinya saat aku melihat rumahku dan mendengar cerita dari yesung yang juga kenal dengan eonniku. Tapi entah kenapa aku bisa tak mengingat apapun tentang masalalu ku”
“Bersabarlah... mungkin suatu saat nanti kau mengingatnya kembali”
“hm... hyukkie..”
“hm???” eunhyuk menatapku sambil tetap mengusap lengan tanganku dengan tangan kirinya.
“yesung kemana???”
“aaahhh.... ommona...!!! Aku lupa... donghae menarik yesung ke luar tadi”
“mwo???”
***
TBC