Minggu, 01 Mei 2016

Fanfiction : Shining from the darkness || yewook || GS || ‪#‎chapter9



Rated : T
Genre : horror, romance, mystery
Typo bertebaran dan tak sesuai EYD...
Jangan lupa like & comment nya ya!!!!
Happy reading...!!!
<3 <3 <3
Sebelumnya...
“bagaimana jika aku yang meminta izin kepada orang tuamu??” usul donghae yang langsung mendapat jitakan gratis dariku
Pletak
“kau jangan menambah masalah bodoh... aish jinjja... biar aku yang menyelesaikannya sendiri” ujarku sambil menerawang tentang rencana apa yang akan aku lakukan agar appa dan eomma menyetujuinya.
“ataukah kita minta kepada shin seonsaengnim untuk membantu mu berbicara dengan orang tuamu?” usul eunhyuk
“aku akan memikirkannya” aku menaruh tanganku di dagu seolah berfikir dengan keras tentang masalah ini.
“annyeong yesung-ssi” suara para yeoja genit yang selalu merusak indra pendengarku ketika mereka merapalkan nama namja itu dengan suara manja... aish...
Yesung hanya mengangguk dan tersenyum lalu berjalan lurus ke dapan. Namun para yeoja tadi  malah cekikikan dan meributkan senyuman manis yang dilontarkan oleh yesung. Aigoo...
“annyeong wokkie”sapa yesung padaku dan langsung mendapat tatapan tajam dari donghae dan eunhyuk yang bingung.
 “wokkie??? Sejak kapan kalian menjadi akrab??” tanya eunhyuk langsung ke inti masalah
“pada awalnya kami memang dekat” ujar yesung santai
“kau....  kau sudah ku peringatkan untuk menjauh darinya, apa kau tak paham??” tanya donghae sinis
“untuk apa aku harus menurutimu??” yesung menyeringai
Sementara itu, aku dan eunhyuk saling memberikan kode untuk memisahkan kedua orang itu.
“annyeong” seorang namja paruh baya dengan pakaian kasual datang dan membuyarkan semua kegiatan para siswa-siswi, termasuk kegiatan perang dingin yang dilakukan oleh donghae dan yesung. Dan di gantikan dengan pelajaran tentang hitungan dan rumus yang sangat tak disukai oleh eunhyuk, matematika....
***
Normal POV
“aku pulang” ujar ryeowook dengan tidak bersemangatnya.
“kau sudah pulang?? Cepatlah ganti bajumu dan turun ke sini. Eomma akan menyiapkan makanan” ucap leeteuk saat ryeowook hendak menaiki tangga pertama
“shiro.. aku tak bernafsu makan” ryeowook berbohong. Ia masih berfikir untuk melakukan aksi merajuknya
“appa dan eomma sudah mengizinkanmu pergi” ucap leeteuk tiba-tiba
“nde??? Jinjja??” ryeowook berteriak dan rasa tak percaya dengan perkataan leeteuk hingga ia menatap leeteuk meminta penjelasan
“nde... tapi kau harus janji, kau tak boleh meninggalkan ponselmu dan harus selalu memberikan laporan pada appa dan eomma” ucap kangin tiba-tiba datang ke ruang tengah dengan membawa sebuah koran di tangannya
“uwaaa.... gomawo eomma.... gomawo appa...!!!! saranghae!!!” ryeowook memeluk leeteuk dan kangin secara bergantian dan langsung berlari ke arah kamarnya yang terletak di lantai dua rumah itu.
“apakah tak apa?? Aku sangat khawatir” desah leeteuk
“hm... gwaencahana... lagi pula dia sudah dewasa. Kita tak mungkin terus-menerus mengkhawatirkannya seperti dulu”
“tapi-“
“sudahlah yeobo... percayakan saja padaku... aku juga akan mengirim orang untuk menjaganya” ucap kangin meyakinkan leeteuk. Leeteuk menghela nafas panjang
‘semoga saja tak terjadi apa-apa’ batin leeteuk
***
ryeowook POV
Ini... tempat ini.... mimpi itu lagi... Aku kembali berjalan di tempat ini lagi. Kenapa aku selalu bermimpi tentang rumah ini?? Bahkan juga tentang yeoja itu, tapi... Sekarang yeoja itu tak terlihat di manapun. Aku berusaha mencari-cari keberadaan yeoja itu lagi dan tak menemukan hasil apapun.  Kemana perginya yeoja itu???  Aku harus bertanya sesuatu hal agar rasa penasaranku mendapatkan jawaban.
“hana... dul... set” suara ini...suara ini berasal dari halaman belakang rumah. Seperti suara 2 orang anak tengah bermain
Aku berjalan menuruni tangga dan seolah telah menghafal dimana arah jalan menuju ke halaman belakang.
“sekarang giliranku eonni... aku juga ingin main”
“baiklah, eonni akan memberikannya. Tapi jangan sampai rusak, yakso??”
“nde... gomawo eonni”
Aku sampai di halaman belakang dan melihat dua orang yeoja dengan perbedaan umur yang sangat kentara. Seorang siswi SMU dengan seragam sekolahnya dan seorang anak kecil berumur 11 tahun dengan baju lampisan yang tebal serta syal dan topi rajutan berwarna ungu.
“ini boneka tercantik yang pernah ada” ujar gadis kecil itu dengan senangnya memeluk boneka yang ada di tangannya
“mulai sekarang, kau tak akan kesepian lagi di rumah sakit, karna boneka ini akan selalu menemanimu. Eonni juga akan selalu bersamamu”
“eoh??? Jinjja??”
“nde...tapi kau harus menjadi anak yang penurut”
“baiklah eonni”
Mereka saling menyayangi. Aku menjadi iri pada mereka. Cinta dan kasih sayang sebuah keluarga memang menjadi segalanya dalam kehidupan.
“kau” yeoja itu melambaikan tangannya padaku. Aku di panggil oleh yeoja tak di kenal itu, yeoja berwajah cantik dengan rambut panjang terurainya. Adik kecilnya pun ikut menoleh padaku. Tapi perlahan wajah mereka serasa ku kenal. Sangat tak asing bagiku. Terlebih mata anak kecil itu, coklat hazzel dengan bulu mata melentik. Aku... rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat. Anak kecil itu lalu berlari ke arahku dan menarikku agar ikut duduk dan bermain bersama. Aku kembali menatap ke dalam mata anak itu... disana... terlihat bayangan wajahku dan di sampingku... seorang yeoja dengan gaun putih menjuntai dan rambut yang terlihat acakan serta kuku yang panjang dan menghitam tengah ingin menyentuhku. Aku menoleh ke belakang dan....
Semuanya kembali menjadi gelap...
***
TBC

Tidak ada komentar: