Sabtu, 12 Maret 2016

will always be a fans / yewook / ‪#‎chapter10‬


Genre : romance
Rated : T
Warning!! Typo bertebaran dan nggak sesuai EYD.... Jangan salahkan mata kalian, nde...
Ah Matta... Jangan lupa like&comment nya ya!!
Happy reading!!
***
Sebelumnya...
"kau... Kekasih yesung kan??" tanya seorang yeoja yang ada disana
"bukan ming... Mereka hanya sahabat. Kau tak membaca beritanya tadi??" ujar yeoja lainnya
"sungmin... Henry... Jangan membahas hal lain di pernikahanku" decak eunhyuk
Aku tau, ia hanya tak enak karena teman-temannya menyudutkanku. Aku tau.. Ini semua salahku... Karena ucapanku yang tak bisa ku fikirkan terlebih dahulu. Apakah aku tak bisa kembali mengulang waktu??
***
Acara pemberkatan dimulai. Donghae sunbae sangat tampan. Tapi hyukki tak kalah cantik. Benar-benar pasangan yang sempurna.
Saat aku memperhatikan hyukki berjalan ke altar, tak sengaja aku melihat yesung. Kapan dia datang??
Dia berdiri bersebrangan dariku. Namun tak sedetikpun ia menoleh ke arahku.
Aku kembali merasakan sakit itu. Kemana senyumnya dulu yang selalu ada setiap melihatku??
***
Flashback...
Aku masih berumur 6 tahun dan aku harus ditinggalkan oleh kedua orangtua ku
Diumur itu yang dapat ku lakukan hanya menangis.
Yesung kecil datang dan mendekap tubuhku
"uljima... Kau masih memiliki aku. Aku akan menjadi satu-satunya sahabatmu. Dan kita tak akan pernah berpisah. Yakso??" kami menautkan jari kelingking kami bersama. Sebuah janji yang mungkin tak berharga baginya. Tapi tidak bagiku.
***
Setelah acara pemberkatan, aku memberikan ucapan selamat pada donghae sunbae dan hyukkie.
"chukae!!!" aku memeluk hyukkie dan bersalaman dengan donghae sunbae.
"Kenapa kau sendiri?? Mana yesung hyung?" tanya donghae sunbae
"tadi dia ada. Mungkin sedang di toilet" bohongku. Tak mungkin aku bilang bahwa kami tak pergi bersama.
Beberapa orang mulai mendekati dan memberikan selamat pada mereka. Aku beringsut menjauh dan keluar dari ruangan. Aku mengambil kunci mobil ku dan masuk ke dalam mobil. Melajukan mobilku dengan kecepatan sedang.
Aku kembali teringat akan raut wajah yesung yang dingin setiapkali bertatapan mata denganku. Seolah aku adalah parasit yang harus di singkirkan.
Sesampainya dirumah aku langsung masuk ke kamar dan menangis sejadi-jadinya.
Tak ada lagi senyumnya untukku. Aku hanya berharap ia akan menyatakan perasaannya padaku, salahkah?? Apa ucapanku terlalu kejam??
'mana mungkin kami berpacaran'
Ucapan itu kembali terngiang di telingaku. Ia membalikkan ucapanku kemarin.
Kenapa rasanya sesakit ini??
Aku meraih album foto yang ada di meja nakasku. Membuka lembar demi lembarnya. Dan terhenti ketika aku memperhatikan sebuah foto yang mana terdapat sepasang bocah kecil dengan pakaian hitam putih seperti pengantin. Ya... Mereka pengantin kecil.
***
Flashback...
Acara pernikahan lee seonsaengnim, guru sekolah dasar kami ketika aku duduk di kelas satu.
Aku memakai baju putih dan menjadi pembawa cincin mereka. Karena aku sangat dekat dengan lee seonsaengnim.
"jongwoon-ah... Suatu saat nanti aku juga ingin menjadi pengantin seperti lee seonsaengnim" ucapku polos.
"dengan siapa kau akan menikah??" tanyanya
"tentu saja dengan namja dewasa yang tampan. Aku akan mengambil hati namja itu dan menjadikannya mempelaiku" aku mempoutkan bibirku.
"kau tau... Mendapatkan hati seseorang adalah hal yang paling sulit dilakukan" yesung membelai kepalaku
"jinjja?? Huwaa... Naega ottokhae??" aku merengek dan menangis sejadi-jadinya
"uljima... Jika kau tak mendapatkan namja itu, kau hanya perlu datang padaku. Aku akan membuatmu tersenyum bahagia setiap hari" yesung mengusap air mataku.
"eung?? Yakso??" ucapku
"nde... Yakso" kami menautakan kelingking kami dan tertawa bersama.
***
Entah berapa kali kita berjanji untuk selalu bersama. Tidakkah kau ingat??
Aku menulis bait puisi. Mengungkapkan bagaimana isi hatiku saat ini. Aku... Sakit. Ini sangat menyakitkan. Kumohon hentikan rasa sakit ini.
Appa... Eomma... Ini begitu menyakitkan.
Apakah begini rasanya mencintai??
Apakah sesakit ini??
Itukah sebabnya kalian saling bertengkar dan menangis??
Tapi kenapa kalian malah pergi bersama??
Kalian belum sempat menjelaskan arti cinta padaku. Bahkan di usiaku ini aku tak bisa membedakannya.
Aku harus bagaimana??
Aku kembali menangis dan memeluk bonekaku.
Ting tong
Seseorang memencet bel. Apa itu yesung??
Aku langsung turun dan membuka pintu.
Ceklek
"annyeong wookkie..." sapa seorang namja.
"yunho oppa?? Eum... Silahkan masuk"
Aku melenggang ke dapur dan membuatkan minuman untuk yunho oppa.
"ige... Minumlah. Ada apa oppa datang kemari??" well.. Wajar aku bertanya jika saat ini pukul 9 malam.
"eum... Begini. Maaf jika aku lancang... Apakah... Kau mau menjadi artis??" tanya yunho oppa.
Mwo?? Artis??
"op-oppa... Apa kau tak salah?? Aku... Aku tak pernah mau menjadi artis. Mianhae oppa" ucapku menyesal
"sudah ku duga... Begini, sebenarnya sebentar lagi yesung akan mengadakan konser. Dan para sponsor meminta kalian untuk bernyanyi bersama. Karna banyak fans yang mendukung kalian. Mereka kecewa atas ungkapan yesung. Dan pihak sponsor juga sepertinya antusias dalam hal ini. Apakah kau bersedia?? Aku dengar suaramu cukup bagus. Maukah?? Kalau kau menolak maka aku akan di pecat. Tolonglah..." mohon yunho oppa
"aku... Aku tak tau oppa" aku menundukkan kepalaku
"hey... Aku tau kau mencintainya"
Aku mendongkakkan kepalaku. Yunho oppa tau...
"kelihatan sangat jelas. Dan kau habis menangis karena yesung berkata bahwa kalian hanya sahabat kan??"
Aku tetap terdiam.
"lebih baik kau fikirkan lagi. Lagi pula yesung itu cukup bodoh untuk mengetahui isi hati seorang yeoja" ucap yunho oppa lalu berdiri.
"baiklah. Aku pergi dulu. Hubungi aku jika kau berubah fikiran"
Aku mengantarkan yunho oppa ke depan pintu dan membungkuk hormat padanya.
Aku... Apa yang harus aku lakukan??
***
Yesung pov
"bisakah kau bernyanyi dengan benar?? Sebentar lagi jadwal konsermu. Kau tak ingin fans mu kecewa kan??" teriak sang produser.
Apa peduliku. Aish... Rasanya aku ingin lari saja dari sini. Aku sangat muak.
"yaa!!! Kau mau kemana??" teriaknya yang tak ku rubris.
Aku melangkahkan kakiku keluar dari gedung SM.
Akhir-akhir ini aku sangat kacau. Aku jadi tak bersemangat melakukan apapun.
Bruukkk
Aku menabrak seorang trainee.
"yaa!!! Tak bisakah kau jalan yang benar???" teriak ku kesal.
Aku menatap tajam ke arahnya.
Sesaat kemudian aku kembali melangkah keluar menuju ke mobilku menyalakan mesin dan melajukannya.
***

-TBC-

Tidak ada komentar: