Sabtu, 12 Maret 2016

will always be a fans / yewook / ‪#‎chapter8‬


Genre : romance
Rated : T
Warning!! Typo bertebaran dan nggak sesuai EYD.... Jangan salahkan mata kalian, nde...
Ah Matta... Jangan lupa comment nya ya!!
Happy reading!!
***
sebelumnya....
aku melangkah ke arah pintu dengan kesadaran yang minim. aku masih mengantuk!!!
"hooaaaammm" aku menguap lagi
aku menuruni tangga dengan malasnya.
"ternyata putri tidur sudah bangun" ujar seorang namja berpakaian jas formal.
***
"donghae sunbae???" donghae sunbae tersenyum manis padaku
"annyeong wookkie..." sapanya lembut
ceklek
"jerapah... ayo kita pu...lang" yesung yang baru masuk dan berteriak tiba-tiba terhenti saat melihat donghae.
***
saat ini pukul 10.00 pm
ini sudah malam....!!!
aku mengantar segelas kopi, teh dan milkshake dan meletakkannya di meja dimana yesung dan donghae saling bertatapan dingin.
oh... astaga...!! jangan dimulai lagi kejadian dulu.!!
dulu aku pernah menyukai donghae sunbae dan hampir berpacaran dengannya. namun sayang... yesung datang sebelum pernyataan cinta donghae sunbae ku jawab.
dan ku dengar yesung juga mengancam donghae sunbae untuk tidak mendekatiku. dasar idiot!!!
"minumlah" ucapku mencairkan suasana
"bagaimana kabarmu wookkie?" tanya donghae
"baik sunbae..."
"hah... kau masih memanggilku sunbae??" donghae sunbae cemberut. dia terlihat seperti anak-anak.
"lalu aku harus panggil apa??"tanyaku heran
"panggil oppa. atau... chagiya juga boleh" dongae sunbae melirik yesung
aku juga melirik yesung yang mata dan rahangnya mulai mengeras
"apa kau ingin merasakan tanah kuburan dulu sebelum menikmati malam pertamamu eoh??"ujar yesung dingin
"hahahaha... kau masih over protective seperti dulu, hyung" ujar donghae
"seperti kau tidak saja" mereka tertawa bersama. aneh.. bukankah dulu mereka musuh bebuyutan??
"eh...?? malam pertama??" tanyaku heran mengingat perkataan yesung tadi.
"aish... sepertinya wookkie juga ingin, hyung. hahaha... kalian lakukanlah... aku titip ini" donghae oppa mengeluarkan sebuah kertas dengan bungkusan plastik berwarna emas
itu... undangan pernikahan.
"kalian harus datang besok. maaf aku memberikan undangannya terlambat. karna aku baru menemukan alamat cafee ini baru pagi ini" donghae sunbae tertawa.
ish... sudah pasti semua tentangku bukan menjadi rahasia umum lagi
aku membuka undangan itu dan membacanya.
disana tertera foto beserta nama dan kapan pestanya di adakan
"lee hyuk jae??" rasanya aku mengingat nama ini.
"nde... dia anak baru yang duduk di belakangmu. sebenarnya dulu saat aku mendekatimu aku juga menyukainya. itulah sebabnya yesung hyung mengancamku. haaha" donghae tertawa dan yesung tersenyum. mereka memang bukan tampak seperti musuh.
"ahh... kenapa aku menjadi patah hati ya" aku mempoutkan bibirku dan membuat raut wajahku seolah sedih
"yaa!! jangan memasang wajah begitu"
kenapa si kura-kura ini?? dasar aneh.
aku hanya meliriknya kesal lalu memutar bola mataku.
"hahaha... ternyata kalian memang berpacaran ya...??"
tanya donghae
"aniyo. kami tak berpacaran. mana mungkin aku berpacaran dengannya" ujarku. memang benar kan?? bahkan dia tak pernah menyatakan perasaannya padaku.
aish... kenapa aku malah jadi berharap??
lalu tiba-tiba saja yesung menundukkan kepalanya.
"ahh... baiklah. sepertinya hyukkie sudah pulang. aku harus menjeputnya di kantor sebelum dia marah dan membatalkan pernikahan kami" donghae sunbae berdiri dan berpamitan sambil membungkuk. kami membalasnya.
setelah donghae sunbae pergi. aku meletakkan gelas-gelas tadi ke dapur dan mencucinya. dan saat aku kembali yesung sudah tidak ada disana. kemana dia??
aku mengambil tasku dan keluar lalu mengunci pintu cafee.
apa yesung meninggalkanku?? bukankah dia mengajakku untuk pulang bersama tadi??
aish... dasar aneh..
akhirnya aku harus berjalan pulang sendirian.
aku mengambil ponselku yang ada di tas dan menelpon kibum eonni
"nde wookkie??" itu suara siwon oppa
"oppa... kibum eonni, eoddiga??"
"dia sedang menidurkan suho. waeyo?" tanya siwon oppa
"aniyo... aku hanya menanyakan itu saja. gomawo oppa" aku menutup ponselku.
hah... memang harus pulang sendirian sepertinya.
aku menyusuri jalan sambil menunduk dan menutupi kepalaku dengan jaket yang ku bawa. aku tak ingin ada yang mengenaliku dan mengejarku lagi.
aku fikir aku sudah aman saat aku berjalan di gang terakhir sebelum sampai di rumah. namun perkiraanku salah. saat melewati gang itu, aku merasakan seseorang mengikutiku. aku menoleh ke belakang dan yang kulihat ada dua orang namja yang tengah berjalan sempoyongan ke arahku.
"hai cantik, kenapa kau sendirian??"
"lebih baik kau menemani kami"
aku mempercepat jalanku namun di depan jalan, seorang namja juga berjalan dan menghadangku.
"wow... mau kemana manis?? habiskan malam yang panas bersama kami bertiga"
mereka bersekongkol. huwaa ottokhae??
"jangan mendekat!!" teriakku
"hyung... bukankah dia yang ada di koran tadi?? jjaa... dia benar-benar cantik"
aku tak bisa mengenali wajahnya. tempat ini terlalu gelap
"kau benar. dia kekasih artis itu. kau pasti pernah tidur dengan artis itu kan, baby"
"kau juga pasti bisa memuaskan kami"
tubuhku bergetar ketakutan
"jangan mendekat!!!" teriakku lagi
tolong aku... aku mohon tolong aku... jongwoon-ah...
aku meringkuk ketakutan. mereka semakin mendekatiku dan dengan lancang menyentuh rambut dan pipiku. aku menampik tangan mereka.
"ternyata kau ingin cara kasar eoh??"
salah satu dari mereka menarik jaketku kasar.
jebal... jongwoon-ah...
"kalian ingin tidur di ranjang rumah sakit atau peti mati??" sebuah suara pelan tapi sarat akan bahaya tiba-tiba terdengar sangat dekat. itu yesung.
kapan dia sampai disini??
"uwaa... kau mengagetkan..." ucap salah satu namja itu.
"segera lari atau seluruh tubuhmu akan menjadi kain pel di gang ini" ujar yesung.
aku tak mengerti maksud dari ucapan yesung. badanku terus menerus bergetar. aku sangat takut.
"woow!!! santai bung..." mereka mundur sambil sempoyongan.
aku langsung berlari memeluk yesung sambil menangis. aku melampiaskan ketakutanku dengan memeluknya. aku merasa lega saat dia datang dan menyelamatkanku. aku merasa nyaman memeluknya.
beberapa saat kemudian aku baru menyadari. yesung tak membalas pelukanku seperti biasanya.
aku melepaskan pelukanku dan menatap wajahnya. dia... terlihat berbeda.
"sudah selesai menangisnya?? ayo pulang" ujar yesung dingin.
yesung berjalan mendahuluiku. kenapa dengannya?? apa yang salah??
aku berjalan di belakangnya sambil menunduk. apa yang salah sebenarnya?
***
-TBC-

Tidak ada komentar: